Mumu Muhari (26) adalah seorang difabel tunadaksa yang memiliki semangat kuat untuk belajar dan mengejar impian, meskipun dengan keterbatasan fisik. Tinggal di Desa Enggalwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Mumu terus berusaha mengembangkan diri dengan berbekal semangat dan keterampilan. Demi menambah ilmu, ia rela menempuh puluhan kilometer untuk mengikuti workshop jurnalistik yang diselenggarakan oleh Sanggar Debu Jalanan.
“Saya datang ke sini dijemput Pak Egi (Ketua Yayasan Sanggar Debu Jalanan) supaya bisa berangkat bersama,” kata Mumu saat ditemui oleh detikJabar di Sanggar Debu Jalanan, Desa Anggrawati, Kecamatan Maja, Majalengka, Minggu (6/10/2024).
Mumu berharap kegiatan ini bisa memberinya dasar-dasar pengetahuan jurnalistik. Ia bercita-cita menjadi konten kreator di media sosial, terutama di platform seperti Facebook. “Saya ingin membuat konten di media sosial. Sebelumnya belum pernah, jadi dengan ikut kegiatan ini, siapa tahu bisa menambah wawasan untuk menjadi konten kreator,” ujarnya.
Mumu berencana membuat vlog seputar kehidupan sehari-harinya. Sebagai seorang atlet renang difabel, ia ingin berbagi cerita untuk memotivasi orang lain. “Aku ingin membuat video keseharian aku,mana tau dapat menginspirasi yang lain. Misalnya, kegiatan renang atau aktivitas saya di rumah saat jualan,” tambah Mumu.
Ketua Yayasan Sanggar Debu Jalanan, Egi Trialogi, menjelaskan bahwa workshop jurnalistik ini adalah bagian dari kolaborasi dengan Kemendikbud RI melalui Badan Bahasa Indonesia. Egi berharap kegiatan ini dapat meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat marjinal di Majalengka, termasuk anak jalanan, penyandang disabilitas, komunitas, dan pemuda desa.
“Kegiatan hari ini ada dua, yaitu seminar literasi dini dan workshop jurnalistik,” ujar Egi. Seminar literasi ditujukan untuk masyarakat umum, khususnya ibu-ibu, guna meningkatkan kesadaran pentingnya literasi dini. Sementara itu, workshop jurnalistik menyasar komunitas dan diikuti oleh 25 peserta.
Sanggar Debu Jalanan juga menghadirkan para jurnalis profesional sebagai pembimbing dalam workshop ini. Sedikitnya empat jurnalis berbagi pengetahuan tentang etika penulisan dan dasar jurnalistik kepada para peserta. Egi berharap para peserta nantinya dapat menerapkan ilmu ini untuk membuat konten di blog atau platform lainnya, sehingga dapat berperan sebagai jurnalis warga atau citizen journalism.
Kami akan memantau perkembangan peserta agar kegiatan ini benar-benar berdampak positif,” jelas Egi. Dengan panduan dari jurnalis profesional, para peserta diharapkan memahami dasar-dasar jurnalistik dan siap berbagi cerita dari komunitas mereka sendiri.