Bagi banyak konten kreator, kesuksesan di dunia maya sering kali bergantung pada seberapa berani mereka melakukan hal-hal ekstrem dan menarik perhatian audiens. Namun, ada kalanya aksi yang mereka lakukan justru menimbulkan kontroversi dan bahkan menciptakan kehebohan. Salah satunya datang dari aktor senior asal Hong Kong, Lee Kwok Lun, yang nekat melakukan sesuatu yang sangat tidak biasa dalam video siaran langsungnya baru-baru ini.
Lee Kwok Lun, yang telah lama dikenal sebagai aktor papan atas di Hong Kong, kini memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang konten kreator setelah pensiun dari dunia hiburan. Meskipun memiliki karir yang cemerlang, ia menghadapi persaingan ketat di dunia digital, yang akhirnya mendorongnya untuk melakukan aksi yang tak lazim demi menarik perhatian penonton. Salah satu aksi terbarunya adalah mencampurkan kotoran sapi ke dalam kuah hot pot yang dimakannya, yang kemudian dibagikan dalam sebuah video siaran langsung.
Dalam video tersebut, Lee terlihat dengan antusias menggambarkan pengalaman makan hot pot yang menurutnya sangat lezat. Namun, kejutan datang saat ia mengungkapkan bahwa ia secara tidak sengaja mencampurkan kotoran sapi ke dalam kuah tersebut. Meskipun sempat merasakan rasa mual, Lee tetap melanjutkan makannya dan bahkan menyebutkan bahwa rasa hot pot tersebut menjadi semakin nikmat setelah tercampur dengan bahan yang kontroversial tersebut.
Tentu saja, aksi ini membuat penonton tercengang dan banyak yang merasa jijik serta bertanya-tanya apa yang membuat Lee rela melakukan hal semacam itu. Sebagian besar penggemarnya yang sudah lama mengikuti perjalanan karir Lee sangat menyayangkan tindakannya tersebut. Bagaimana tidak, Lee dikenal luas sebagai aktor senior yang memiliki banyak penggemar dan tidak membutuhkan sensasi seperti itu untuk mendapatkan perhatian.
Namun, Lee segera menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “kotoran sapi” dalam video tersebut sebenarnya bukanlah kotoran dalam arti yang sebenarnya. Ia menyebutkan bahwa yang ia masukkan ke dalam hot pot adalah “cow dung” yang telah diolah. Bahan tersebut berasal dari isi perut sapi yang belum tercerna sepenuhnya, dan ketika direbus, bahan tersebut menghasilkan kaldu gurih yang dipercaya banyak orang memiliki manfaat kesehatan.
Fenomena penggunaan “cow dung” dalam kuliner bukanlah hal yang benar-benar baru di beberapa daerah di China. Beberapa orang percaya bahwa kaldu yang dihasilkan dari isi perut sapi yang belum tercerna dapat membantu mengatasi masalah pencernaan, serta berbagai gangguan lambung lainnya. Meskipun demikian, popularitas dan tren ini sempat memicu perdebatan di media sosial, baik di China maupun di luar negeri.
Keputusan Lee Kwok Lun untuk mengadopsi tren kontroversial ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat memengaruhi cara orang berinteraksi dengan audiens mereka. Dalam dunia yang semakin kompetitif, banyak konten kreator yang merasa harus mengambil risiko besar untuk tetap relevan dan mendapatkan perhatian. Namun, tindakan yang berani seperti ini juga tidak lepas dari konsekuensi, baik dalam hal opini publik maupun potensi dampak kesehatan.
Meskipun demikian, Lee tetap teguh dengan pilihannya, dan ia berpendapat bahwa konten yang ia buat bertujuan untuk menarik minat penonton serta membawa pengalaman baru dalam dunia kuliner yang mungkin belum banyak dijelajahi orang lain. Seiring berjalannya waktu, akan terlihat apakah aksi kontroversial ini akan memberikan hasil positif atau malah merugikan dirinya dalam jangka panjang.